KEUTAMAAN
BULAN RAMADHAN
Adalah
Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda,
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah
mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini
malm yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh
kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa'." (HR. Ahmad dan
An-Nasa'i)
2. Dari
Ubadah bin AshShamit, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Telah
datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada
bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a.
Allah melihat berlomba-lombanya kama pada bulan ini dan membanggakanmu kepada
para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari
dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmatAllah di
bulan ini. " (HR.Ath-Thabrani,
dan para periwayatnya terpercaya).
, Al-Mundziri berkata: "Diriwayatkan olehAn-Nasa'i dan Al-Baihaqi,
keduanya ari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah,
tetapi setahuku dia tidak pemah mendengar
darinya."
3.
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi
wasallam bersabda:
"Umatku
pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat
sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah
daripada aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai
mereka berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu
berfirman (kepada Surga),'Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih
dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, 'pada bulan ini
para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada
bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku ampunan pada akhir malam.
"Beliau ditanya, 'Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab
beliau, 'Tidak. Namun ovang yang beramal tentu dibevi balasannya jika
menyelesaikan amalnya.' " (HR. Ahmad)'" Isnad hadits tersebut
dha'if, dan di antara bagiannya ada
nash-Nash lain yang memperkuatnya.
KEUTAMAAN
PUASA
1. Dalil
:
Diriwayatkan
dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
uadhiallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Setiap
amal yang dilakukan anak adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas
sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala
berfirman, 'Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung memba[asnya. la
telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.' Orangyang berpuasa
mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan
kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa
lebih harum daripada aroma kesturi."
2.
Bagaimana ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah?
Perlu
diketahui, bahwa ber-taqarrub kepada Allah tidak dapat dicapai dengan
meninggalkan syahwat ini -yang selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah-
kecuali setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan apa
yang diharamkan Allah dalam segala hal, seperti: dusta, kezhaliman dan
pelanggaran terhadap orang lain dalam masalah darah, harta dan kehormatannya.
Untuk itu, Nabi bersabda : "Barangsiapa tidak
meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya
dari makan dan minum." (HR. Al-Bukhari) .
Inti
pernyataan ini, bahwa tidak sempurna ber-taqawub kepada Allah Ta'ala dengan
meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali setelah ber-taqarrub kepada-Nya
dengan meninggalkan hal-hal yang haram. Dengan demikian, orang yang melakukan
hal-hal yang haram kemudian ber-taqarrub kepada Allah dengan
meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya orang yang meninggalkan hal-hal yang
wajib dan ber-taqarrub dengan hal-hal yang sunat.
Jika
seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat badannya dalam shalat malam
dan puasa maka ia mendapat pahala karenanya. Juga jika dengan tidurnya pada
malam dan siang hari berniat agar kuat beramal (bekerja) maka tidurnya itu
merupakan ibadah.
Jadi orang
yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam
harinya.Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia
adalah orang yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia
adalah orang yang memberi makan dan bersyukur.
3. Syarat
mendapat pahala puasa :
Di antara
syaratnya, agar berbuka puasa dengan yang halal. Jika berbuka puasa dengan yang
haram maka ia termasuk orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah
dan memakan apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan do'anya.
Orang
berpuasa yang berjihad :
Perlu
diketahui bahwa orang mukmin pada bulan Ramadhan melakukan dua jihad, yaitu :
- Jihad untuk
dirinya pada siang hari dengan puasa.
- Jihad pada
malam hari dengan shalat malam.
Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, memenuhi
segala hak-haknya dan bersabar terhadapnya, niscaya diberikan kepadanya pahala
yang tak terhitung.Lihat Lathaa'iful Ma 'arif, oleh Ibnu Rajab, him.
163,165 dan 183.